sumber: Majelis Rasulullah
Kasih Sayang Allah SWT Melebihi Kemurkaan Nya
Senin,12 Desember 2011
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : لَمَّا قَضَى اللهُ الْخَلْقَ كَتَبَ فِي كِتَابِهِ فَهُوَ عِنْدَهُ فَوْقَ اْلعَرْشِ : إِنَّ رَحْمَتِيْ غَلَبَتْ غَضَبِيْ
(صحيح البخاري)
Sabda Rasulullah SAW: “Ketika Allah telah selesai mencipta jagad raya dan seluruh makhluk, maka Allah SWT menuliskan diatas puncak Arsy: Kasih Sayangku (RahmatKu) mengalahkan kemurkaanKu” (Shahih Bukhari)
Assalamu’alaikum warahmatullahi warahmatullahi wabarakatuh
حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ اْلجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ اَلْحَمْدُلِلَّهِ الَّذِيْ هَدَانَا بِعَبْدِهِ اْلمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ نَادَانَا لَبَّيْكَ يَا مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبـَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِي جَمَعَنَا فِي هَذَا الْمَجْمَعِ اْلكَرِيْمِ وَفِي هَذَا الشَّهْرِ اْلعَظِيْمِ وَفِي الْجَلْسَةِ الْعَظِيْمَةِ نَوَّرَ اللهُ قُلُوْبَنَا وَإِيَّاكُمْ بِنُوْرِ مَحَبَّةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ وَخِدْمَةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ وَاْلعَمَلِ بِشَرِيْعَةِ وَسُنَّةِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وآلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.
Limpahan puji kehadirat Allah subhanahu wata’ala Yang Maha Luhur, Yang Maha menciptakan alam semesta ini yang demikian luas, dimana di alam dunia ini terdapat banyak dimensi, dimana terdapat dimensi alam manusia, alam jin dan syaitan , alam malaikat, alam barzakh, kesemuanya ada di alam ini namun berbeda dimensi, seperti ketika kita menyalakan dua radio, dimana bentuk kedua radio sama namun ketika diputar sedikit salah satunya maka siaran yang keluar dari radio akan berbeda dengan siran radio yang lainnya, demikian pula keadaan alam jin dan syaitan yang juga di dunia, demikian pula keadaan alam malaikat yang sebagian besar terdapat di dunia, demikian alam ruh dan alam barzakh yang juga di dunia, serta jutaan dimensi yang tidak kita ketahui selain dari semua ini, kesemuanya berada dalam kerajaan dan kekuasaan tunggal Allah subhanahu wata’ala. Seluruh alam ini dicipta oleh Allah subhanahu wata’ala, dan yang kita ketahui hanya beberapa dimensi, dimana tidak semua bangsa manusia yang dapat melihat jin namun sebagian kecil dari mereka saja yang dapat melihatnya, begitu juga jin tidak bisa melihat syaitan kecuali hanya sebagian kecil jin saja yang dapat melihat syaitan, karena jin digoda oleh syaitan, begitu pula tidak semua jin dan syaitan dapat melihat ruh karena ruh lebih baik daripada syaitan, dan tidak semua ruh dapat melihat malaikat karena malaikat lebih baik daripada ruh, meskipun sebagian ruh diizinkan untuk melihat malaikat, demikian keadaan-keadaan alam ghaib yang dapat ditembus, dan makhluk yang paling menembus alam ghaib yang terdalam adalah sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, dimensi demi dimensi, alam demi alam, dan keghaiban demi keghaiban tertembus hingga terlepas dari semua tempat dan waktu, padahal semua dimensi pasti terikat dengan waktu dan tempat, namun ini adalah dimensi yang terakhir yang lepas dari waktu dan tempat, yang mana disitulah perjumpaan Allah subhanahu wata’ala rabbul ‘alamin dengan satu-satunya makhluk yaitu sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, undangan tunggal Allah subhanahu wata’ala sepanjang alam semesta dicipta hingga alam semesta berakhir hanya untuk beliau shallallahu ‘alaihi wasallam.
Diriwayatkan dalam Shahih Al Bukhari, bahwa ketika Allah subhanahu wata’ala selesai menciptakan alam semesta ini dengan segala dimensi yang ada, kemudian Allah subhanahu wata’ala menulis di atas ‘arsy :
إِنَّ رَحْمَتِيْ غَلَبَتْ غَضَبِيْ
“ Sesungguhnya rahmat (kasih sayang) Ku mengalahkan kemurkaan-Ku”
Tulisan itu merupakan tulisan yang tertinggi di puncak tertinggi ‘arsy, dan sebagian ulama’ mengatakan bahwa kalimat “Laa ilaaha illallah Muhammad Rasuulullah” adalah kalimat yang tertinggi dan terluhur, namun inilah maknanya karena ‘arsy milik Allah subhanahu wata’ala, dan siapakah “Rahmat” Allah subhanahu wata’ala? Dia adalah sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala:
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
( الأنبياء : 107 )
“Dan tidaklah Kami (Allah) mengutusmu (Muhammad) kecuali sebagai (pembawa) rahmat bagi segenap alam”. ( QS. Al Anbiyaa: 107 )
Wujud dari rahmat Allah subhanahu wata’ala adalah nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, darinya lah Allah membuka segala rahmat-Nya untuk semua dimensi yang ada di alam semesta, darinya lah Allah munculkan cahaya hingga terciptalah seluruh alam semesta. Dan awal dari seluruh penciptaan alam semesta adalah cahaya sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, oleh sebab itu sampai di dalam neraka pun, nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam masih tetap bisa memberikan syafa’at, mengapa? karena Allah subhanahu wata’ala masih mempunyai kasih sayang terhadap hamba-hamba yang tidak menyembah kepada selain-Nya serta mengakui bahwa nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam adalah utusan Allah subhanahu wata’ala, maka mereka harus tetap akan masuk surga dan hal itu adalah ketentuan Allah yang tidak lagi dapat dirubah. Mereka yang banyak melakukan dosa selama di dunia akan tetap memasuki neraka, namun akhirnya ia akan masuk ke dalam surga. Maka saat ini kita tidak berlomba-lomba untuk masuk ke dalam surga, karena surga atau neraka adalah Allah Yang menentukan, namun kita bersama berlomba-lomba untuk dekat kepada Allah subhanahu wata’ala. Jika kita mau merenungi lebih dalam dengan hati dan sanubari yang suci, kita akan temukan bahwa cinta itu adalah Allah subhanahu wata’ala, cinta kepada Allah subhanahu wata’ala semata hal itu adalah yang paling benar, adapun cinta kepada selain-Nya akan menimbulkan permasalahan, dan cinta yang sempurna kepada Allah subhanahu wata’ala dengan cinta yang sebenar-benarnya maka cinta itu pun akan terpancar kepada semua makhluk terlebih kepada nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, terpancar kepada keluarga, anak-anak, orang tua, saudara, tetangga dan lainnya, yang kesemuanya terpancar dari cinta kepada Allah subhanahu wata’ala. Maka hakikat dari cahaya Allah subhanahu wata’ala adalah terpancarnya cinta, namun diselewengkan oleh iblis hingga tergodalah nabi Adam dan akhirnya turun ke muka bumi karena melanggar larangan Allah subhanahu wata’ala disebabkan cinta tersebut diselewengkan oleh iblis, maka berwaspadalah terhadap cinta, karena cinta itu hanya untuk Yang Maha Memilikinya, Yang Maha Berhak dicintai yaitu Allah subhanahu wata’ala dan Maha melimpahkan cinta-Nya kepada yang menghendaki-Nya, maka yang menghendaki cinta Allah subhanahu wata’ala akan Allah berikan cinta kepadanya. Sebagaimana firman-Nya dalam hadits qudsi :
مَنْ أَحَبَّ لِقَائِيْ أَحْبَبْتُ لِقَاءَهُ
“Barangsiapa yang ingin berjumpa dengan-Ku (Allah), maka Aku pun ingin berjumpa dengannya”.
Begitu juga firman-Nya dalam hadits qudsi riwayat Shahih Al Bukhari :
أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِيْ بِيْ فَلْيَظُنَّ بِيْ مَا شَاءَ
“Aku (Allah) tergantung pada prasangka hamba-Ku, maka berperasangkalah kepada-Ku semaunya”
Jika seseorang ingin mencintai Allah subhanahu wata’ala, maka Allah pun ingin mencintainya, begitu juga yang ingin mendekat kepada Allah, maka Allah lebih ingin mendekat kepadanya. Maka tergantung diri kita, apa yang ingin kita perbuat di dunia yang hanya beberapa saat ini untuk mencapai kehidupan yang kekal dan abadi?!.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Saya cukupkan tausiah malam ini, karena saya di tunggu untuk menghadiri rapat untuk kedatangan guru mulia Al Musnid Al Habib Umar bin Muhammad bin Salim Al Hafizh minggu yang akan datang, semoga acara Haul sayyidina Fakhrul wujud Al Imam Abu Bakr bin Salim dan acara malam Selasa di Monas berlangsung sukses serta menggetarkan rahmat Allah hingga tumpah ruah kepada kita semua sepanjang usia kita hingga kita wafat dan melintas di alam barzakh serta melewati alam akhirah hingga sampai ke surga Allah subhanahu wata’ala bersama para shalihin , para muqarrabin dan para wali Allah, amin ya rabbal ‘alamin.
Kita berdoa berasama, semoga semu yang hadir dilimpahi rahmat dan kebahagiaan, semua yang mempunyai hajat semoga dikabulkan hajat-hajatnya, semua yang mempunyai kesulitan dan permasalahan semoga segera diselesaikan dan diberi jalan keluar oleh Allah subhanahu wata’ala. Ya Allah jadikanlah malam ini adalah malam terkahir bagi kesulitan-kesulitan kami, dan jadikanlah malam ini adalah malam yang paling banyak Engkau limpahi rahmat dan kemudahan bagi kami, dan jadikanlah malam esok lebih banyak lagi gelombang rahmat-Mu yang terlimpahkan kepada kami. Kami bersumpah demi cahaya keagungan nama-Mu bahwa Engkau lah Yang Maha Dermawan, maka buktikanlah, hanya Engkaulah Yang Maha Melimpahkan kebahagiaan, hanya Engkaulah Yang Maha melimpahkan keanugerahan dan kasih sayang, maka berilah kami bukti agar kami semakin bertambah iman kepada-Mu, kami yakin bahwa Engkau Yang Maha memberikan kebahagiaan , kami yakin Engkau Maha memiliki anugerah, namun berilah kami kekuatan agar iman kami semakin kuat dengan bukti bahwa Engkau Yang paling dermawan, dan kami tidak berpaling kepada selain-Mu. Wahai Allah seandainya kami ditimpa banyak musibah kami pun tidak akan menyembah kepada selain-Mu, kami tidak akan memilih Tuhan selain-Mu, maka janganlah Engkau tahan untuk melimpahkan anugerah kepada kami…
فَقُوْلُوْا جَمِيْعًا
Ucapkanlah bersama-sama
يَا الله...يَا الله... ياَ الله.. ياَرَحْمَن يَارَحِيْم ...لاَإلهَ إلَّاالله لاَ إلهَ إلاَّ اللهُ اْلعَظِيْمُ الْحَلِيْمُ...لاَ إِلهَ إِلَّا اللهُ رَبُّ اْلعَرْشِ اْلعَظِيْمِ...لاَ إِلهَ إلَّا اللهُ رَبُّ السَّموَاتِ وَرَبُّ الْأَرْضِ وَرَبُّ اْلعَرْشِ اْلكَرِيْمِ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ،كَلِمَةٌ حَقٌّ عَلَيْهَا نَحْيَا وَعَلَيْهَا نَمُوتُ وَعَلَيْهَا نُبْعَثُ إِنْ شَاءَ اللهُ تَعَالَى مِنَ اْلأمِنِيْنَ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar